Kategori: Mutiara Hikmah
Mutiara Hikmah Buya Yahya
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-29
Ketika seorang hamba melakukan kemaksiatan….
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-24
Kerakusan Adalah kefaqiran yang tersembunyi.
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-21
Sebab sesuatu yang haram adalah sangat kotor di hadapan Allah.
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 27
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 27
“Dunia hanya perjalanan pendek, namun di sinilah perjalanan panjang kita rintis dan bangun. Yang tidak sabar membangun masa depan di saat yang sebentar ini, maka akan menuai kesengsaraan yang amat panjang. Sungguh perjalanan kita di dunia amatlah singkat. Kita yang masih bisa mengingat masa kanak-kanak dan remaja saat ini pun tanpa terasa sudah berada di usia senja.”
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke 26
“Saat kita mengingatkan orang lain yang melakukan kesalahan, lalu ia tidak segera paham, saat itu pun kita menganggapnya sebagai si dungu; atau setelah ia paham, namun masih kukuh dengan kesalahannya, saat itu pun kita menganggapnya sebagai si keras kepala. Akan tetapi, pernahkah kita menyadari saat kita diingatkan, kadang kalau tidak menjadi si dungu, kita pun menjadi si keras kepala?” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-26)
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-25
“Hakikat kekayaan bukanlah di saat melimpahnya harta, akan tetapi di saat hati tidak menginginkannya dan menyambut karunia dengan penuh rasa syukur.Itulah kaya hati yang membebaskan si faqir sekalipun dari belenggu kemiskinan dan kekurangan.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-25)
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-23
“Tidak ada dosa besar bagi orang yang menyesalinya, begitu sebaliknya tidak ada dosa kecil bagi orang yang meremehkannya. Tidak ada yang melakukan dosa besar, kecuali karena dimulai dari meremehkan dosa kecil. Yang tidak pernah menyesali dosa kecil akan mudah terjerumus ke dalam dosa besar.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-23)
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 22
“Masa depan yang sesungguhnya adalah kebahagiaan kelak di akhirat. Sungguh beruntung orang tua yang menyadari masa depan anaknya yang sesungguhnya. Akan tetapi, alangkah banyaknya orang tua yang hanya berpikir untuk kehidupan anaknya saat di dunia dan lalai akan bekalnya di akhirat. Mari kita tanya diri kita sendiri, di mana anak kita sekolah? Dengan siapa mereka berteman dan menikah? Bekerja dan tinggal di mana? Apa yang ia baca dan ia lihat?” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke 22)