“Saat kita mengingatkan orang lain yang melakukan kesalahan, lalu ia tidak segera paham, saat itu pun kita menganggapnya sebagai si dungu; atau setelah ia paham, namun masih kukuh dengan kesalahannya, saat itu pun kita menganggapnya sebagai si keras kepala. Akan tetapi, pernahkah kita menyadari saat kita diingatkan, kadang kalau tidak menjadi si dungu, kita pun menjadi si keras kepala?” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-26)
Pos Terkait
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 08
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 08 “Sahabatmu adalah orang yang di saat engkau melakukan kesalahan, ia sangat bersemangat untuk mengingatkanmu. Orang yang mengaku sebagai sahabatmu. Akan tetapi, tidak pernah mengingatkanmu di saat bersalah. Sungguh ia adalah musuh yang menyamar menjadi sahabat yang hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya dan tidak menginginkan kebaikan untukmu.”
-
HAMBA YANG TIDAK DICINTAI ALLAH – MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-06
“Jika seorang hamba begitu berat melakukan kebaikan, bahkan di saat direncanakan dengan fasilitas yang cukup sekalipun tetap juga tidak terwujud, dan kemaksiatan selalu mengiringi langkahnya biarpun ia berusaha menjauh. Maka, sangat mungkin dia adalah hamba yang tidak dicintai oleh Allah.”
-
MENATA HATI – MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-01
“Menata hati agar senantiasa sadar akan kekurangan diri akan meredam luapan keinginan untuk melihat cela orang lain dengan mata meremehkan.”
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke 69
Tiga dosa besar yang dilakukan oleh perebut waris yaitu: (1) mengambil haknya orang lain; (2) menyakiti hati orang tua; (3) memutus tali persaudaraan. Mutiara Hikmah Buya Yahya ke 69
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke 61
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke 61 : “Kepuasan yang hakiki adalah di saat dirimu tidak ada tuntutan.”