“Menjalankan sunnah bukanlah sekadar membawa anggota tubuh mengikuti pesan dan perilaku Rasulullah g, akan tetapi menghadirkan beliau di hati saat mengikutinya, itulah hakikat menjalankan sunnah. Alangkah banyaknya orang mengikuti sunnah Nabi g namun yang diingat hanyalah kalimat hadits yang dibukukan atau diucapkan, dan bukan Rasulullah g yang hadir di hatinya.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke 20)
Pos Terkait
-
KETULUSAN DALAM PERSAHABATAN- MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-02
“Tanda ketulusan dalam persahabatan adalah saling mendoakan saat tidak saling bertemu. Sungguh dusta mereka yang menjalin persahabatan, tetapi tidak saling mendoakan di saat berpisah.”
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-80
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-80 “Salah satu hal yang membuat anak menjadi lemah jiwa dan karakter sehingga kehilangan kepercayaan diri adalah perilaku orang tua yang biasa membandingkannya dengan saudaranya atau orang lain. Akan tetapi, bangun jiwa dan karakternya dengan meyakinkannya bahwa Allah sudah memberi kelebihan pada setiap orang yang tidak dimiliki orang lain.”
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE – 78
“Ketika Allah mengambil sesuatu dari hamba-Nya, bukan berarti Allah membutuhkan. Akan tetapi, karena Allah ingin menggantinya dengan yang lebih di suatu saat nanti. Entah esok, lusa, atau di akhirat. Maka, tabahlah dengan ujian Allah, jangan berprasangka buruk.”
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 72
“Bercita-citalah yang mulia, jika terwujudnya cita-cita mulia tertunda, itu bukan berarti pahala kemuliaan tersebut tertunda.”, [ MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 72]
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-71
“Sabar bukan berarti tanpa usaha dan yang berusaha bukan berarti tidak sabar. Sabar di batin kita dan usaha di dhahir. Sabar tanpa usaha adalah putus asa.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya ke- 72)