MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-81

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-81
“Ribuan kilo jarak yang kita tempuh dimulai dari selangkah yang pasti dan seseorang tidak akan sampai puncak kecuali telah dengan pasti menginjak kaki gunung. Untuk sampai kepada Allah harus kita mulai dengan kebaikan-kebaikan yang bisa kita lakukan sekecil apa pun, dengan pasti dan tanpa henti.”

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-80

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-80
“Salah satu hal yang membuat anak menjadi lemah jiwa dan karakter sehingga kehilangan kepercayaan diri adalah perilaku orang tua yang biasa membandingkannya dengan saudaranya atau orang lain. Akan tetapi, bangun jiwa dan karakternya dengan meyakinkannya bahwa Allah sudah memberi kelebihan pada setiap orang yang tidak dimiliki orang lain.”

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE – 79

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE – 79

“Adakala hidayah itu Allah berikan begitu saja kepada hamba-Nya. Namun, kadang hidayah Allah berikan setelah kita berusaha. Maka, jangan hanya menanti hidayah. Akan tetapi, jemputlah dengan permohonan serta usaha tanpa henti. Karena kita tidak tahu melalui cara mana Allah memberikan hidayah kepada kita.”

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE – 78

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE – 78

“Ketika Allah mengambil sesuatu dari hamba-Nya, bukan berarti Allah membutuhkan. Akan tetapi, karena Allah ingin menggantinya dengan yang lebih di suatu saat nanti. Entah esok, lusa, atau di akhirat. Maka, tabahlah dengan ujian Allah, jangan berprasangka buruk.”

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 75

“Jangan berprasangka buruk Kepada Allah SWT di saat memohon dan belum tampak terkabulkan. Mungkin Allah telah mengganti dengan hal lain yang lebih engkau perlukan atau Allah telah menyiapkan untukmu pengabulan di akhirat nanti.” [MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 75]

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 74

 

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 74

“Musibah besar yang Allah timpakan kepada seorang hamba adalah di saat dicabutnya kerinduan dalam melakukan kebaikan lalu diganti dengan kerinduan melakukan kejelekan.”

 

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 72

“Bercita-citalah yang mulia, jika terwujudnya cita-cita mulia tertunda, itu bukan berarti pahala kemuliaan tersebut tertunda.”, [ MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 72]

 

Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-71

“Sabar bukan berarti tanpa usaha dan yang berusaha bukan berarti tidak sabar. Sabar di batin kita dan usaha di dhahir. Sabar tanpa usaha adalah putus asa.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya ke- 72)