“Kita perlu kesadaran! Sadar kemana tujuan kita, sadar bagaimana agar sampai tujuan, sadar kendala yang menghambat untuk sampai tujuan. Sadar tempat yang dituju namun tidak mengerti bagaimana menuju akan sulit sampai tujuan. Sadar tujuan dan mengerti bagaimana cara menuju, akan tetapi tidak sadar kendala dan penghambatnya bisa terhenti dan tidak sampai tujuan. Jika engkau menuju ridho Allah, sudahkah engkau pahami jalan serta cara menempuhnya? Sudahkan engkau kenali hambatannya?”
Pos Terkait
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-30
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-19
“Kematian adalah sesuatu yang kedatangannya sangat diyakini oleh semua manusia. Akan tetapi banyak perilaku manusia yang menunjukkan seolah ia tidak mempercayai kehadirannya. Kezhaliman kepada sesama atau kemaksiatan kepada Allah adalah karena lupanya seseorang akan kematian. Sungguh mengingat kematian akan menghantarkan seorang hamba untuk semakin khusyu’ kepada Allah dan semakin indah dengan sesama.” (Mutiara Hikmah Buya …
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke – 15
“Mengingat dosa serta menyesalinya lebih menghidupkan hati daripada memperbanyak amal kebaikan tanpa merenungi dosa. Alangkah banyaknya orang beribadah dengan sesuatu yang haram tanpa ia sadari. Ia merasa mendapat ridha dari Allah, padahal ia dimurkai oleh Allah.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke – 15)
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-68
“Mata yang baik akan selalu tertuju kepada sisi baik seseorang, dan itulah yang menjadikan hati terasa damai.” ===================== Mari Bergabung di Sosial Media Resmi Buya Yahya : Facebook: https://www.facebook.com/buyayahyaofficial Spotify: http://bit.ly/spotifybuyayahya Instagram : https://www.instagram.com/buyayahya_albahjah/ Twitter : https://twitter.com/Buya_Albahjah Telegram : https://t.me/buyayahyaofficial Youtube Buya Yahya: https://www.youtube.com/user/majelisalbahjah Sebar seluas-luasnya.
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-60
“Seseorang tidak akan mampu bersyukur jika tidak bisa menyadari akan nikmat Allah. Dan seseorang tidak akan mampu menyadari nikmat Allah jika tidak pernah merenunginya.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-60)