“Kita perlu kesadaran! Sadar kemana tujuan kita, sadar bagaimana agar sampai tujuan, sadar kendala yang menghambat untuk sampai tujuan. Sadar tempat yang dituju namun tidak mengerti bagaimana menuju akan sulit sampai tujuan. Sadar tujuan dan mengerti bagaimana cara menuju, akan tetapi tidak sadar kendala dan penghambatnya bisa terhenti dan tidak sampai tujuan. Jika engkau menuju ridho Allah, sudahkah engkau pahami jalan serta cara menempuhnya? Sudahkan engkau kenali hambatannya?”
Pos Terkait
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke 20
“Menjalankan sunnah bukanlah sekadar membawa anggota tubuh mengikuti pesan dan perilaku Rasulullah g, akan tetapi menghadirkan beliau di hati saat mengikutinya, itulah hakikat menjalankan sunnah. Alangkah banyaknya orang mengikuti sunnah Nabi g namun yang diingat hanyalah kalimat hadits yang dibukukan atau diucapkan, dan bukan Rasulullah g yang hadir di hatinya.” (Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke …
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-19
“Kematian adalah sesuatu yang kedatangannya sangat diyakini oleh semua manusia. Akan tetapi banyak perilaku manusia yang menunjukkan seolah ia tidak mempercayai kehadirannya. Kezhaliman kepada sesama atau kemaksiatan kepada Allah adalah karena lupanya seseorang akan kematian. Sungguh mengingat kematian akan menghantarkan seorang hamba untuk semakin khusyu’ kepada Allah dan semakin indah dengan sesama.” (Mutiara Hikmah Buya …
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke – 12
“Silaturahim adalah bertemunya hati dalam cinta karena Allah, bukan sekadar bertemunya jasad. Jika harus ada pertemuan jasad, itu adalah untuk mempertemukan hati. Bertemunya hati, ditandai dengan panjatan doa saat berpisah.” [Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke – 12]
-
MENATA HATI – MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-01
“Menata hati agar senantiasa sadar akan kekurangan diri akan meredam luapan keinginan untuk melihat cela orang lain dengan mata meremehkan.”
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 74
“Musibah besar yang Allah timpakan kepada seorang hamba adalah di saat dicabutnya kerinduan dalam melakukan kebaikan lalu diganti dengan kerinduan melakukan kejelekan.”