TUGAS ULAMA DI HADAPAN PARA CALON PEMIMPIN
Oase Iman : Buya Yahya
Wahai para Ulama, anda di tengah-tengah umat adalah lentera yang harus menerangi jalan mereka. Penentu di tengah kebingungan mereka, seteguk air disaat dahaga mereka dan penyejuk hati dikala mereka gundah. Maka anda pun tidak boleh membuat mereka bingung, tak menentu arah, sesak dada dan akhirnya saling bermusuhan.
Di hadapan anda adalah para calon pemimpin yang siap beradu dan bersaing mencari pendukung demi kemenangan mereka. Tidak semua yang mereka lakukan adalah benar dan tidak semua yang mereka lakukan adalah salah. Disaat para calon pemimpin itu berbuat benar dalam meraih kemenangan tidaklah ada suatu kekhawatiran terhadap umat ini.
Akan tetapi, disaat mereka melakukan kesalahan maka korbannya adalah ummat. Maka disini fungsi ulama harus jelas sebagai guru umat dan guru semua para calon pemimpin tanpa terkecuali.
Anda bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wata’ala jika teledor kepada langkah mereka. Anda harus tampil sebagai guru yang sesungguhnya. Nilai anda sangat mahal, fungsi anda tidak bisa ditukar dengan rupiah, bangunan atau janji-janji para calon pemimpin.
Semestinyalah anda menjadi pembimbing mereka semua menuju kepemimpinan yang baik. Anda harus dekat kepada semuanya. Sebab mereka semua adalah hamba-hamba Allah Subhanahu wata’ala yang juga rindu surga Allah Subhanahu wata’ala.
Akan tetapi kadang buta jalan menujunya. Anda jangan menjadikan mereka semakin jauh dari ulama, karena fungsi anda tertutup oleh sikap dukung mendukung anda yang salah. Apalagi jika dukungan yang anda berikan adalah imbalan dari sebuah materi. Anda tidak boleh membuat dinding pemisah dengan peran memihak. Apalagi jika memihaknya anda karena kepentingan pribadi atau pesantren dan yayasan anda. Anda memihak bukan karena kebaikan yang anda lihat demi umat dan calon pemimpin.
Ajarilah mereka kejujuran dan ketulusan kepada Allah Subhanahu wata’ala. Sayangilah mereka, sebab jalan mereka amat terjal dan penuh godaan. Jika mereka atau siapapun dari mereka yang menjadi pemimpin jauh dari anda, maka sungguh dikhawatikan mereka benar-benar terjerumus dalam ketersesatan.
Ulama dan pemimpin harus dekat. Dekat dalam irama rindu kepada Allah Subhanahu wata’ala. Ulama dekat dengan pemimpin karena ingin membimbing mereka dan bukan karena tamak pemberian dari mereka. Para pemimpin harus dekat dengan para ulama dalam irama mencari bimbingan menuju ridho Allah Subhanahu wata’ala dan bukan karena membeli ulama demi rencana busuk yang tersimpan di hatinya.
Marilah kita bersama-sama menghadap kepada Allah Subhanahu wata’ala, memohon dengan sungguh-sungguh dan penuh kekhusyu’an agar kita diberi pemimpin yang cinta kebaikaan dan semoga Allah Subhanahu wata’ala menjaga kita semua dari terjerumus dalam pengkhianatan. Khianat dari para pemimpin, khianat dari ummat yang memilih pemimpin dan khianat dari ulama yang tidak tulus membimbing umat dan para pemimpin.
Wallahu a’lam Bish-Showab.