“Alangkah banyaknya dosa yang kita lakukan bersama hembusan nafas kita. Sudahkah kita sadari bahwasanya itu adalah dosa? Di saat kita menyadarinya, sudahkah kita bergegas memohon ampun kepada Allah dengan penuh penyesalan dan dibarengi dengan tetesan air mata kerinduan akan pengampunan-Nya?”
Pos Terkait
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya Ke-18
“Sudahkah engkau sadari satu embusan nafas yang engkau embuskan akan mengurangi kesempatan untuk memohon ampunan kepada Allah sekaligus menjadi langkah pasti engkau menuju kematian? Maka janganlah embuskan nafas kecuali dibarengi dengan penyesalan akan segala dosa dan peningkatan ketaatan, untuk menggapai kebahagiaan setelah kelak tidak ada nafas lagi yang engkau embuskan.” ( Mutiara Hikmah Buya Yahya …
-
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-11
[Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-11] “Yang berbangga dengan dunia, ia akan lelah menjadi budaknya. Pada akhirnya harus meninggalkannya. Mobil mewah, rumah megah hanya cerita singkat dan tidak bisa dinikmati lagi. Berbanggalah dengan akhirat! Jadikan dunia ini ladang amal untuk akhirat!”
-
PERMOHONAN AMPUN – MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-04
“Permohonan ampun yang sesungguhnya adalah permohonan yang disertai dengan kesadaran akan kesalahan dan penyesalan serta rasa takut akan murka Allah. Tanpa itu semua adalah kesalahan dalam memohon yang perlu disadari dan disesali.”
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-81
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE-81 “Ribuan kilo jarak yang kita tempuh dimulai dari selangkah yang pasti dan seseorang tidak akan sampai puncak kecuali telah dengan pasti menginjak kaki gunung. Untuk sampai kepada Allah harus kita mulai dengan kebaikan-kebaikan yang bisa kita lakukan sekecil apa pun, dengan pasti dan tanpa henti.”
-
MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 72
“Bercita-citalah yang mulia, jika terwujudnya cita-cita mulia tertunda, itu bukan berarti pahala kemuliaan tersebut tertunda.”, [ MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 72]