*DO’A KHUSUS BULAN RAMADHAN*
Oleh : Buya Yahya
(Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه.
Tentang doa di bulan Ramadhan yaitu doa :
اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله. اَسْتَغْفِرُ الله, أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ (3x) اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ, تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ (3x)
Untuk menjelaskan tentang doa tersebut, yang pertama adalah :
Doa tersebut diatas adalah doa yang diambil dari gabungan beberapa riwayat dari Nabi SAW. Telah datang riwayat – riwayat yang banyak agar kita memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, termasuk di dalamnya adalah beristighfar, berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Masalah doa yang biasa dibaca di bulan Ramadhan, mari kita rinci satu persatu.
1. Mengucapkan : لا اله الا الله (Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah) adalah kalimat Thoyyibah.
Dalam hal ini telah datang riwayat yang sangat banyak dari Nabi SAW tentang لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ .
Laa ilaaha illallah ( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ) adalah kalimat thoyyibah yang Nabi SAW menghimbau untuk selalu memperbanyak لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, seperti disebutkan oleh Rasulullah SAW :
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( مَنْ كَانَ آخِرُ كَلامِهِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ) .رواه أبو داود )
“Barangsiapa di akhir hayatnya membaca laa ilaaha illallah maka ia
masuk surga.” (H.R. Abu Daud)
Juga himbauan Nabi SAW :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: جَدِّدُوا إِيْمَانَكُمْ . قِيْلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ! وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيْمَانَنَا ؟ قَالَ : أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ) ( مسند أحمد ” (2/359))
Artinya :
Nabi SAW bersabda : “ Perbaharuilah iman kalian”. Sahabat menjawab : “ Yaa Rasulallah ! Bagaimana kami memperbaharui iman kami?” Rasulullah SAW menjawab : “Perbanyaklah engkau untuk membaca : ” لاَ إِلَهَ إِلا الله” َّ
Musnad Ahmad : 2 / 359)
Bahkan juga dikatakan :
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الحَمْدُ للهِ (رواه الترمذي)
Dari Jabir bin Abdillah r.a. berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW berkata : “ Sebaik – baik dzikir adalah : Kalimat : “Laa ilaa illallah” dan sebaik – baik do’a : “Alhamdulillah”. (H.R. At-Tirmidz)
2. Masalah Istighfar
Sangat banyak perintah dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi agar kita memperbanyak istighfar.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُمْ مَدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) (نوح : 10 – 12)
Artinya :
“ Maka aku katakan kepada mereka : ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak – anakmu, dan mengadakan untukmu kebun – kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai – sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah SWT”. (Q.S. Nuh : 10 – 12)
Dalam Al-Qur’an disebutkan :
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (هود:52)
Artinya :
Dan (dia) berkata : “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambah kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”
(Q.S. Hud : 52)
Allah juga menolak bala bencana dengan istighfar :
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (الأنفال : 33)
Artinya :
“ Dan Allah SWT sekali – kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun.” (Q.S. Al-Anfal : 33)
Dan Allah juga menurunkan rahmat :
قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُوْنَ بِا لسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (النمل : 46)
Artinya :
“Dia berkata : ‘Hai kaumku, mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah SWT agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Naml : 46)
Ini adalah tentang keutamaan istighfar di dalam Al-Qur’an, yaitu : Disamping pengampunan Allah SWT, dengan istighfar kita akan mendapatkan curahan hujan, keturunan, rizqi, dijauhkan dari bencana dan diberi curahan rahmat dari Allah SWT
Adapun hadits Nabi tentang keutamaan istighfar.
Disebutkan dalam riwayat yang banyak tentang istighfar diantaranya :
1.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول: (( والله إني لاستغفر الله وأتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة))(57) ( رواه البخاري)
“ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari 70 kali.” (HR.Bukhari)
2.
2- وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ (رواه النسائي في “السنن الكبرى” (6/114)
Artinya :
Dari Abu Hurairah r.a. : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah Azza Wa Jalla dan bertaubat kepadanya setiap hari seratus kali.” (H.R. An-Nasa’i)
Nabi SAW tidak pernah meninggalkan suatu tempat kecuali beristighfar 70 kali .
3. Masalah Keutamaan Memohon Kepada Allah Agar Diberi Surga
Adapun masalah keutamaan memohon kepada Allah agar diberi surga telah
banyak riwayat yang datang dari Nabi SAW, diantaranya :
a. Hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Annas bin Malik, beliau berkata :
عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما سأل رجل مسلم الله عز وجل الجنة ثلاثاً إلا قالت الجنة: اللهم أدخله الجنة، ولا استجار من النار مستجير ثلاث مرات إلا قالت النار: اللهم أجره من النار
“Rasulullah SAW bersabda “Tidaklah seorang muslim meminta kepada Allah SWT surga 3 kali kecuali surga akan berkata” Ya Allah masukkan dia ke surga. Dan tidak meinta perlindungan kepada Allah dari api neraka kecuali api neraka mengatakan “Jauhkan mereka dariku Ya Allah” (H.R Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Nasai, Imam Ahmada, Imam Hakim.
b. Imam Bukhari juga meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda :
إذا سألتم اللَّه فاسألوه الفردوس (البخاري برقم 2790)
“Jika memina (berdo’a. ” (H.R. Bukhori)
Kita minta kepada Allah surga, dianjurkan oleh Allah SWT dan ini tidak ada terikat dengan waktu, kapan saja. Memang disana ada himbauan agar kita minta kepada Allah dijauhkan dari fitnah api neraka.
c. Imam Muslim juga meriwayatkan tentang doa saat kita membaca tasyahud :
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. (رواه مسلم)
“Jika salah satu dari kalian membaca tasyahud hendaknya memohon perlindungan kepada Allah SWT dari 4hal. Ya Alloh sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari sikas neraka jahannam, dari siksa kubur, fitnah dalam hidup dan setelah mati dan dari fitnahnya dajjal.”
Inilah sekelumit riwayat – riwayat tentang keutamaan mengucapkan kalimat Laailaah illallah (لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ), beristighfar, dan himbauan kepada kita agar memohon surga dan dijauhkan dari api neraka.
Himbauan doa Khusus di Bulan Ramadhan
Kalau seandainya tanpa riwayat – riwayat yang khusus. Sungguh dzikir dan doa tersebut di atas bukanlah sesuatu yang dilarang bahkan tetap dihimbau dan dianjurkan untuk kita mengucapkan kalimat syahadat, membaca لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ , memperbanyak istighfar, memohon kepada Allah SWT surga dan meminta perlindungan dari api neraka.
Adapun tentang kekhususan doa tersebut di bulan Romadhon. Yaitu hadits Nabi SAW yang berbunyi :
وَاسْتَكْثَرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ وَأَمَّا اللَّتَانِ لاَ غِنًى بِكُمْ عَنْهَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ
“Perbanyaklah di bulan romadhon dengan 4 hal. Dua hal akan menjadi sebab keridhoan Alloh kepadamu.dua hla yang engkau sangat membutuhkanya.bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan memohon ampun kepadaNya.engkau memohon surga dan agar di jauhkan dari neraka.”
Ini adalah hadits khusus, dan hadits tersebut memang sebagian Ulama mengatakan hadits itu dhoif. Akan tetapi kita harus tahu bahwasanya : “ Tidak semua hadits yang dikatakan Ulama itu dhoif lalu dikatakan oleh Ulama lain juga juga dhoif. ” Sebab dikalangan ulama ada perbedaan pendapat di dalam menilai sebuah hadits. Sangat mungkin sekali sebuah hadits dikatakan shohih oleh seorang pakar hadits, akan tetepi dikatakan dhoif atau lemah oleh yang lainnya. Itu sudah umum di dalam masalah pemahaman tentang kekuatan atau derajat keshohihan sebuah Hadits. Maka bagi yang mengatakan tidak shohih mereka tidak mengambil, bagi yang mengatakan hadits itu shohih atau hasan maka itu diambil. Dari sinilah diantara sebab adanya masalah khilafiyah yaitu yang bermula dari Perbedaan diantara Para Ulama di dalam menilai sebuah Hadits.
Dalam hadits tersebut di atas sebagian Ulama mengatakan hadits ini shohih. Kalaupun Anda mendengar dari ulama hadits yang lainnya mengatakan hadits itu adalah dhoif, jika Anda mempercayai itu Anda tetap bisa membaca doa tersebut dengan hadits yang lainnya yaitu berdasarkan hadits – hadits yang umum tadi.
Adapun bagi yang mengatakan hadits itu adalah benar derajatnya, bukan dhoif dan palsu yaitu seperti penilain sebagian para ulama hadits bahwa hadits tersebut adalah hadits hasan dan hasan shohih. Seperti Ibnu Huzaimah memasukkan Hadits dalam kitab Shohihnya biarpun di akhirnya mengatakan ini Shohhal Khobar. Kalimat In Shohhal khobar artinya jika berita ini benar itu adalah kalimat yang sangat wajar di ungkapkan oleh ulama hadits. Kalimat itu bukan untuk menghukumi kalau hadits itu adalah lemah.
Kemudian ulama yang mengatakan hadits ini dhoif adalah karena hadits ini diriwayatkan melalui seorang perawi yang bernama Ali Ibn Zaid Ibn Jud’an. Yang mengatakan riwayat Ali Ibn Zaid Ibn Jud’an adalah lemah mereka langsung melemahkan hadits tersebut. Harus diketahui bahwasanya kelemahan Ali Ibn Zaid Ibn Jud’an bagi yang mengatakan itu lemah bukan karena beliau seorang pendusta. Selagi kelemahan hadits bukan karena dusta maka dianggap tidak parah kelemahannya.
Adapun bagi yang mengatakan bahwasanya Ali Ibn Zaid Ibn Jud’an bukanlah orang yang dikatakan lemah. Seperti yang dikatakan oleh Al-Haitsami, kemudian juga Imam Al-Bazzar. Imam Bazzar mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan. Kemudian juga Imam Al-Haitsami dalam Majma’ Zawaidnya mengatakan bahwasanya hadits ini juga hasan. Hadits yang melalui orang ini (Ali bin Zaid bin Jud’an) adalah hasan. Kemudian juga Imam At-Tirmidzi mengatakan orang ini adalah Shoduuq, bisa dipercaya dalam urusan hadits. Bahkan beliau menghukumi hadits yang perawinya melalui Ali Ibn Zaid Ibn Jud’an adalah hadits hasan. Ini adalah perbedaan diantara para Ulama Muhadditsin.
4. Do’a Menyambut Lailatul Qodar
Nabi SAW mengajarkan kepada Sayyidatina Siti Aisyah r.a. bacaan untuk menyambut malam Lailatul Qodar yaitu :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ: “يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟”، قَالَ: “قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي”(أخرجه الترمذي))
Diriwayaytkan dari Sayyidatina Aisyah r.a.h. Beliau berkata : “ Wahai Rasulallah, jika aku melihat Lailatul Qodar apa kiranya yang aku baca di malam itu?” Nabi SAW menjawab : “ Bacalah : Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pemurah, Dzat yang senang member pengampunan. Maka ampunilah aku Ya Allah ” . (H.R. At-Tirmidzi)
Ini adalah sekelumit doa doa yang dianjurkan atau dibaca di bulan Ramadhan dan disana masih ada doa – doa yang sangat banyak yang bisa dibaca di bulan Ra,amdhan. Intinya adalah mari kita perbanyak di bulan Ramadhan ini amal baik, dari dzikir, istighfarm doa, sholat, membaca Al-Qur’an, sedekah dan lain-lainya sebagai bukti kerindua kita untuk menjadi orang yang Berjaya di bulan Ramadhan.
Semoga Allah memberikan kepada kita pemahaman yang benar, ilmu yang manfaat dan menjadikan kita hamba yang kembali kepada Allah SWT dengan pengampunan di bulan Ramadhan dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Wallahu a’lamu bisshowab